KKG PAI Kabupaten Blitar

Momentum Ramadan Meningkatkan Kualitas Diri dan Kepedulian Sosial
momentum ramadan

Ramadan adalah bulan ke-9 dalam kalender Hijriah, kalender umat Islam yang menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya. Pada bulan ramadan umat Islam  di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa. Tidak makan dan tidak minum sepanjang hari. Bukan hanya menahan tidak makan dan minum, namun juga menahan segala sesuatu yang membatalkan puasa atau yang bisa mengurangi pahala puasa.

Puasa dilaksanakan mulai dari terbitnya fajar (Subuh) hingga terbenamnya matahari (Magrib). Saat pagi hari kira-kira satu jam sebelum azan Subuh berkumandang, umat Islam melakukan sahur.  Setelah sahur mereka akan berpuasa sepanjang hari sampai azan Magrib berkumandang. Lalu berapa lama umat Islam menjalankan puasa Ramadan? Jumlah hari pada kalender hjiriah ada yang berjumlah 29, dan ada yang 30 hari.

 Nah, untuk menentukan awal dan akhir bulan Ramadan umat Islam menggunakan dua cara, hisab (perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan) dan rukyatul hilal (aktivitas mengamati visibilitas hilal). Dengan kedua cara inilah yang akan menentukan berapa lama umat Islam berpuasa.

Selama bulan ramadan umat Islam tidak hanya menahan tidak makan dan tidak minum, namun juga berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqul khairat). Umat Islam menghidupkan suasana ramadan dengan berjemaah tarawih di musala, tadarus Al Qur’an bersama-sama, berbagi takjil dan lainnya. Diharapkan setelah ramadan berlalu, keistikamahan beribadah selama di bulan ramadan bisa berlanjut pada bulan-bulan berikutnya.

Bulan Ramadan adalah bulan yang paling dinanti-nanti oleh seluruh umat Islam yang ada di dunia. Karena bulan Ramadan adalah momentum tepat untuk meningkatkan kualitas diri, dengan berbagai macam kebaikan agar menjadi insan yang lebih bertakwa. Takwa adalah kata yang bermakna al-ittakhad bi al-wiqayah (menjaga diri). Menurut ”Imam al-Ghazali dalam kitab Minhaj al-‘Abidin memaknai arti takwa sebagai integrasi rasa takut (al-khasyyat wa al-haibah) kepada Allah, taat, dan membersihkan hati dari dosa (tanzih al-qalb ‘an al-dzunub).

Sumber gambar: Fitriati Arina Manasikana

Orang yang bertakwa adalah orang yang berhati-hati dan bersungguh- sungguh menjaga diri dari berbagai macam ucapan, dan perbuatan yang bisa menjerumuskan pada hal-hal yang terlarang. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas ketakwaan seseorang adalah dengan berpuasa di bulan ramadan. Sejatinya bulan ramadan mengajarkan kepada umat Islam tentang dua hal, yakni menahan dan berhati-hati. Berhati-hati dalam berkata dan berbuat, karena apa yang dikatakan dan apa yang diberbuat, bisa mengurangi esensi dari puasa.

Dalam sebuah hadis diriwayatkan, bahwa pada bulan Ramadan ada seorang wanita sedang mencaci-maki pembantunya. Rasulullah Saw mendengar peristiwa itu, kemudian beliau menyuruh seseorang untuk membawa makanan dan memanggil perempuan tersebut. Rasulullah saw bersabda: “makanlah makanan ini”.  Wanita itu menjawab,” saya sedang berpuasa wahai Rasulullah“. Rasul bersabda lagi, “bagaimana mungkin kamu berpuasa, padahal kamu mencaci-maki pembantumu”. Sesungguhnya puasa adalah penghalang bagi umat Islam untuk berbuat yang tercela.

Sahabat ‘Ali Bin Abi Thalib r.a pernah berkata: “janganlah jadikan perutmu sebagai kuburan hewan”. Bila dihubungkan dengan pesan moral puasa Ramadan, apa yang dikatakan sahabat Ali mampu mengingatkan umat Islam untuk tidak serakah dalam segala hal. Jangan sampai menjadikan perut kenyangmu dengan cara menyakiti orang lain, dan jangan sampai menjadikan perutmu berisi dengan membunuh orang.

Nasihat dari sahabat Ali sangat relevan jika dikaitkan dengan kondisi masyarakat saat ini yang konsumtif (senang berfoya-foya dan berbelanja barang-barang yang tidak bermanfaat) serta dikejar-kejar untuk meningkatkan status sosial, dan tidak jarang berani memakan hak orang lain. Dengan datangnya bulan Ramadan, diharapkan umat Islam lebih sadar dan peduli pada hak-hak orang lain. Sebab, harta melimpah dari hasil jerih payah,  ada sebagian hak orang lain yang harus diberikan.

Di akhir tulisan ini, penulis hanya ingin berbagi dan mengingatkan untuk terus memanfaatkan bulan Ramadan dengan meningkatkan kualitas diri agar menjadi insan yang lebih bertakwa, dan menjadi insan yang sadar dan peduli terhadap sesama manusia. Semoga bermanfaat.

Kreator: Fitriati Arina Manasikana, S.Pd.I

Editor: Siti Nazarotin, S.Ag

Comments (5)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *