Hari ini, Kamis tanggal 2 Januari 2025, seluruh lembaga pendidikan di Kabupaten Blitar, mulai dari SD, SMP, SMA, hingga SMK, melaksanakan kegiatan pembacaan kitab suci secara serentak. Kegiatan ini digelar dalam rangka memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama ke-79. Tidak hanya di Kabupaten Blitar, kegiatan ini juga akan dilakukan serentak di seluruh wilayah Jawa Timur, sesuai dengan surat edaran yang dikeluarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Timur.
Tak terkecuali dengan lembaga saya, SDN Kuningan. Meskipun SDN Kuningan menghadapi tantangan dalam hal jumlah siswa dan guru, kami sebagai pihak sekolah berusaha untuk tetap berpartisipasi dalam kegiatan ini tentu dengan cara yang kreatif dan penuh semangat.
Kegiatan pembacaan kitab suci serentak ini melibatkan semua agama yang ada di Indonesia. Setiap umat beragama membaca kitab suci sesuai dengan agamanya masing-masing. Bagi umat Islam, seperti di SDN Kuningan, kegiatan dilaksanakan dengan membaca Alquran, yang biasa disebut dengan Khatmil Quran. Bagi umat Katolik, mereka akan membaca Injil Lukas bab 2 ayat 1 sampai dengan 14, serta doa Rosalio peristiwa gembira. Sementara itu, umat Kristen akan membaca Mazmur, umat Hindu akan membaca Sloka Suci Weda, dan umat Buddha akan membaca kitab suci Tripitaka atau Dhammapada.
Menghadapi Tantangan dan Menemukan Solusi Kreatif dalam Pembacaan Kitab Suci
Pelaksanaan kegiatan pembacaan kitab suci ini dilakukan secara langsung di sekolah. SDN Kuningan adalah salah satu sekolah dengan jumlah siswa yang relatif sedikit, yaitu sekitar 23 siswa, dan jumlah guru yang juga terbatas. Sebagian besar siswa belum lancar dalam membaca Alquran, hanya ada beberapa yang sudah mampu. Dalam menghadapi hal ini, saya sebagai Kepala Sekolah berupaya mencari solusi agar SDN Kuningan tetap dapat ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembacaan kitab suci yang diadakan serentak ini. Salah satu solusi yang kami terapkan adalah dengan melibatkan wali murid untuk membaca Alquran di rumah masing-masing. Kami juga meminta para guru untuk membaca Alquran, bahkan dengan membaca lebih dari satu juz.
Melalui strategi ini, meskipun jumlah guru dan siswa terbatas, kami tetap dapat memenuhi tujuan untuk mengkhatamkan Al Quran dan berpartisipasi dalam memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama. Meskipun kami semua beragama Islam dan membaca Alquran atau melakukan Khatmil Quran, kami juga menghargai dan mendukung kegiatan pembacaan kitab suci oleh teman-teman dari agama lain yang juga dilaksanakan serentak pada hari yang sama.
Moderasi Beragama sebagai Pilar Persatuan dan Keharmonisan di Tengah Keberagaman
Kegiatan ini sangat relevan dengan salah satu program prioritas Kementerian Agama Republik Indonesia, yaitu Moderasi Beragama. Melalui kegiatan ini, kami tidak hanya memperingati momen penting, tetapi juga menerapkan sikap toleransi, saling menghargai, dan hidup berdampingan dalam keberagaman. Moderasi beragama mengajak kita untuk memahami dan menghormati perbedaan agama, serta hidup damai dalam keberagaman yang ada di masyarakat. Dengan melibatkan seluruh umat beragama dalam pembacaan kitab suci ini, diharapkan dapat memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan, serta memupuk rasa saling menghormati antar umat beragama di sekolah.
Kegiatan ini juga diharapkan dapat membawa berkah bagi seluruh warga sekolah. Dengan dimulainya semester 2 pada tanggal 2 Januari, kami berharap pembacaan Alquran dapat memberikan kelancaran dan kemudahan dalam proses belajar mengajar. Lebih dari itu, kami berharap kegiatan ini dapat meningkatkan rasa cinta terhadap Alquran dan mengajarkan kepada siswa untuk hidup rukun dan damai dalam keberagaman. Dalam kehidupan sehari-hari, nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran akan mendorong kita untuk saling menghargai, bekerja sama, dan hidup berdampingan dengan masyarakat yang berbeda suku, budaya, dan agama.
Wasana Kata
Dengan pelaksanaan kegiatan pembacaan kitab suci ini secara serentak di seluruh Kabupaten Blitar, bahkan se-Jawa Timur, kami berharap tidak hanya memperingati Hari Amal Bakti Kementerian Agama, tetapi juga mempererat kebersamaan dan toleransi antar umat beragama di lingkungan sekolah. Kegiatan ini sangat tepat dan relevan dengan program Moderasi Beragama yang diusung oleh Kementerian Agama Republik Indonesia. Semoga kegiatan ini menjadi awal yang baik untuk tahun ajaran yang baru dan memberikan manfaat bagi perkembangan spiritual dan sosial siswa, serta dapat mewujudkan masyarakat yang lebih harmonis dan penuh toleransi. Semoga bermanfaat.
Siti Nazarotin
Blitar, 2 Januari 2025